Minggu, 30 Desember 2012 | | 0 komentar

KEHANCURAN BUMI TAHUN 2053? (TUBRUKAN DENGAN PLANET)


Segala puji bagi ALLAH yang menguasai alam semesta dalam genggaman-NYA. Qursy-NYA meliputi langit dan bumi, maka hanya DIA-lah yang patut disembah, Tuhan Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Semoga salam dan selawat senantiasa dicurahkan kepada Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, sang pemimpin umat Islam dan pembela dihari akhir.
ALLAH berfirman dalam dalam Surah ke-25 Al Furqaan ayat 61:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. [25. Al Furqaan: 61]
kiamat2.jpg
Telah menciptakan jutaan atau bahkan milyaran atau bahkan lebih banyak bintang dalam langit ciptaan-NYA. Kumpulan bintang-bintang kemudian kita sebut dengan nama “galaksi (galaxy)”. Terdapat banyak galaksi yang hanya ALLAH saja yang tahu jumlahnya. Salah satunya adalah galaksi dimana bumi kita berada di dalamnya. Pusat dari galaksi kita adalah matahari. Dengan kuasa ALLAH diciptakan-NYA benda-benda langit dan planet berputar mengelilingi matahari. Kumpulan planet yang bergerak mengelilingi matahari, kemudian kita sebut dengan nama “tata surya (solar system)”. Begitu pula dengan galaxy lain yang memiliki pusatnya sendiri. Putaran planet terhadap pusat galaxy kemudian kita kenal dengan nama “orbital atau orbit”. Atas kehendak ALLAH jua, diciptakanlah galaksi-galaksi itu berputar dalam jangka waktu dan kecepatan serta arah yang dikehendaki ALLAH.
kiamat3.jpg
Jika kita rajin mendengar keterangan-keterangan dari web NASA, mereka pernah mengatakan bahwa sudah banyak planet yang berbalik arah putar, jika pada planet bumi kita ini matahari masih terbit dari arah timur, maka beberapa tahun ini terdapat fenomena baru yang menurut mereka planet lain sudah mulai berbalik arah dan matahari terbit dari arah barat. Dari sisi ilmiah, inilah pertanda akhir zaman mendekati kiamat, sebagaimana petunjuk dari Rasullullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Adalah kemudian menurut para ilmuwan dari sekian banyak planet yang berbalik arah putar, mereka menemukan adanya planet dari galaxy lain yang bergerak memasuki orbit dalam solar system kita.Planet baru ini kemudian diberi nama PLANET X (NIBIRU).
kiamat4.jpg
Planet X ini tertarik (ditarik) oleh gaya grafitasi matahari yang besar dalam tata surya kita, sehingga kemudian ia masuk ke dalam orbit planet-planet dalam keadaan berbalik arah, dan suatu masa nanti planet X akan bertabrakan dengan bumi. Ilmuwan menyebut 50 tahun lagi planet X (Nibiru) ini akan memasuki orbit tata surya kita, sejak ia ditemukan tahun 2003 lalu. Berarti kiamat boleh terjadi pada 2053? ALLAH-lah pemilik-NYA. Manusia hanya diberi mata, otak dan akal untuk melihat tanda-tanda kebesaran ALLAH subhanahu wa ta’ala.
graphic41.jpg
Lintasan Planet Nibiru (Planet X/Planet kesepuluh) ke dalam tata surya merupakan bukti ketidakterhinggaan semesta yang berperan mendatangkan kiamat di bumi. Gempa-gempa bumi terkuat dalam sejarah manusia modern akan terjadi di seluruh dunia. Setelah inti bumi berhenti bergerak untuk sejajar dengan medan magnet Planet X, kekuatan jangkauan gempa bisa lebih besar dari 9 skala Richter, meskipun akan dirasakan berbeda di berbagai tempat di dunia, tergantung pada konfigurasi batu di bawahnya. Gunung es di kutub Antartika membelah dan mencair, menimbulkan gelombang pasang yang dahsyat, membawa hanyut apa saja yang disapunya. Gelombang tsunami menjadi monster abad ini.
kiamat5.jpg
Bencana dahsyat bumi itu diperkirakan karena Planet X melintasi tata surya. Planet X pada masa ini memang sedang melewati orbit bumi. Planet X itu adalah planet humongous (tak terkira besarnya) yang memiliki massa seratus kali lipat lebih besar daripada bumi. Inti magnetisnya sedemikian dahsyat kekuatannya sehingga bertabrakan dengan medan-medan magnet planet lain dalam tata surya.
kiamat7.jpg
PERBANDINGAN BESAR PLANET BUMI DIBANDING PLANET X (NIBIRU)
kiamat8.jpg
Gangguan elektromagnetis atas planet-planet lainnya itulah yang mendasari para ahli perbintangan modern melacak eksistensi Planet X. Adalah perubahan itu memang dapat dianggap disebabkan oleh melintasnya Planet X. Apapun dugaannya, yang pasti, dari penelitian terakhir barulah dapat diketahui

Jumat, 14 Desember 2012 | | 0 komentar

Universitas sebagai Inkubator Moral Pemimpin Masa Depan

Berikan aku seribu orang tua, maka akan kucabut merapi dari akarnya. Dan berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia. – Ir. Soekarno

KALIMAT dari Presiden Indonesia pertama tersebut mungkin sudah terlalu sering disebutkan dalam berbagai tulisan maupun acara-acara bertema kepemudaan. Karena terlalu seringnya tersebut, bisa jadi semua pihak telah setuju bahwa kalimat tersebut menunjukkan betapa pada dasarnya pemuda berpotensi sangat besar bukan hanya untuk mempengaruhi diri dan lingkungannya, bahkan juga memberikan pengaruh besar pada dunia. Sayangnya kalimat sakti itu justru terlalu melenakan, mengaburkan kenyataan bahwa saat ini pemuda kita, pemuda Indonesia, sesungguhnya sedang berada pada titik kritis dininabobokan oleh anggapan bahwa pemuda bisa dengan mudah “mengguncang dunia”. Tetapi jangankan untuk mengguncang dunia, mempertahankan dirinya sendiri saja belum mampu. Jangankan untuk menentukan masa depan dunia, yang ada pemuda kita tanpa sadar telah terlalu jauh terbawa arus.

Tuntutan yang muncul kepada pemuda sebagai pemimpin masa depan kemudian tidak dapat dijawab dengan baik. Bahkan lebih dari itu, para pemuda kita mungkin belum sadar beban berat apa yang sedang diarahkan pada mereka. Hal yang kemudian mereka coba lakukan justru sibuk menikmati masa muda yang “hanya sekali” dan melupakan masa depan yang dengan pasti menanti di depan mereka. Parahnya, bukan hanya penyakit lupa kronis yang saat ini sedang diderita oleh para pemuda kita, moral yang akan sangat mereka butuhkan sebagai pemimpin di masa depan tidak dapat dimungkiri seolah telah menjadi barang klise yang sama sekali tidak berharga.

Dan sayangnya, senada dengan hal itu terdapat sekelompok happy selected few bernama mahasiswa yang hanya menambah panjang daftar calon pemimpin masa depan yang mengkhawatirkan. Dengan akses besar yang didapatkan oleh mahasiswa kepada ilmu pengetahuan, mahasiswa justru menjadi kelompok pertama yang secara sadar menutup mata dari beratnya tanggung jawab menjadi kelompok berpotensi yang dituntut menjadi bagian penting masyarakat. Mahasiswa sesungguhnya sadar ada yang harus diperjuangkan untuk masa depan bangsanya, tetapi ironisnya, mahasiswa tidak mau repot-repot untuk mengusahakan kepentingan bersama tersebut.

Hedonisme, apatisme, dan anarkisme menjadi stigma baru yang bahkan disadari oleh mahasiswa itu sendiri telah melabeli dirinya. Kelompok pertama menjadi kelompok yang sama persis dengan pemuda pada umumnya yang sibuk menikmati masa muda. Kelompok kedua menjadi “mahasiswa sejati” yang dibutakan oleh orientasi prospek kerja, mencari sebanyak mungkin celah menjadi profesional tanpa sedikit pun peduli pada masalah sosial bangsa Indonesia. Kemudian kelompok terakhir memiliki kesadaran penuh untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Tetapi sayangnya kesadaran tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran moral untuk beretika, yang ada justru kelompok ini diselubungi oleh euforia bahwa mahasiswa adalah pahlawan revolusi, yang ditakuti polisi, yang ditakuti pemerintah, tapi lupa bahwa pemerintah yang mereka jelek-jelekkan itu sekian tahun sebelumnya adalah teladan yang saat ini menjadi dasar dari arogansinya.

Secara konseptual, mahasiswa memiliki tiga peran utama yaitu agent of change, iron stock, dan moral force. Sayangnya ketiganya hanya menjadi simbol arogansi dan bahkan poin terakhir menjadi sebuah ironi. Kemudian Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat menjadi konsep usang yang dimaknai terlalu apa adanya. Pendidikan hanya dipahami sekadar aktivitas mendengarkan ceramah di dalam kelas. Penelitian mengalami pergeseran makna sehingga berorientasi materi. Dan Pengabdian Masyarakat direalisasikan dengan community service yang memposisikan masyarakat sebagai penerima bantuan mentah tanpa kesadaran akan pentingnya community development. Lantas jika sudah terlalu banyak pergeseran makna yang seharusnya ideal seperti ini, dengan menggantungkan nasib sepenuhnya pada pemuda - bahkan mahasiswa, sangat mungkin di masa depan kondisi bangsa Indonesia tidak akan pernah lebih baik dari hari ini.

Karena itu selain sebagai ladang ilmu pengetahuan, universitas seharusnya juga menjadi rumah pemikiran, laboratorium karya, sekaligus miniatur kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu tidak akan lagi anggapan bahwa produk universitas adalah para koruptor. Selain itu mahasiswa akan lebih mudah untuk menjadi ideal secara pemikiran, nyata dalam berkarya, dan memiliki kepekaan tinggi terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Berdasarkan kenyataan hari ini, yakni mahasiswa memiliki moral yang cukup rapuh, universitas dapat difungsikan sebagai inkubator yang akan menjaga kerapuhan moral tersebut dan perlahan menguatkannya agar ketika waktunya tiba; mahasiswa dapat menjadi pemimpin dengan moral yang cukup untuk membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Proses inkubasi itu sendiri dapat dimulai pada proses kaderisasi dan dilanjutkan pada aktivitas politik kampus.

Proses kaderisasi penting karena menjadi turning point perubahan seorang pemuda dari dunia sekolah ke dunia kampus yang lebih luas. Dalam tahapan ini seharusnya tumbuh idealisme yang akan membuka mata mahasiswa baru selebar-lebarnya mengenai realitas sosial yang terjadi di masyarakat dan menajamkan intuisinya untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang ada. Selain proses pengenalan kepada bidang spesialisasinya masing-masing, mahasiswa baru seharusnya diberikan pemahaman mengenai peran dan fungsi sosialnya, tanggung jawabnya kepada masyarakat, dan beban menjadi pemimpin masa depan yang dialamatkan kepadanya.

| | 0 komentar

Belajar dari Sosok Epistoholic

MEREKA adalah para penulis, tetapi bukan demi tujuan eksis maupun narsis, tidak ingin tenar, apalagi terkenal. Juga bukan karena bayaran, alias “malaikatan”. Mereka hanya menyuarakan isi hati. Ya, mereka adalah para komunitas epistoholic.

Mungkin di antara kita masih ada yang belum mengenal istilah tersebut. Epistoholic adalah sebutan bagi orang yang kecanduan menulis di  kolom surat pembaca. Di Indonesia, komunitas epistoholic ini didirikan oleh Bambang Haryanto pada 2003. Hingga sekarang, komunitas Epistoholic Indonesia (EI) tersebar di beberapa kota; Bandung, Batang, Bojonegoro, Jatisrono, Jombang, Kaliurang, Karanganyar, Kendal, Magelang, Malang, Purwodadi, Salatiga, Semarang, Solo, Sragen, Yogyakarta, Wonogiri. Bahkan, Melbourne, Australia, menjadi salah satu markas EI.

Pada dasarnya, menulis adalah salah satu tradisi ilmiah bagi civitas akademik. Ironinya, hingga sekarang, mahasiswa yang dianggap sebagai agen perubahan, masih terhitung minim dalam bidang tulis menulis di media masa. Jika dicermati lebih jauh, banyak sekali media yang menyediakan kolom-kolom khusus bagi mahasiswa. Kalaupun ada yang belum percaya diri (PD), kolom suara pembaca bisa menjadi alternatifnya.

Mengapa surat pembaca? Ya, surat pembaca adalah salah satu kolom di media masa tempat setiap lapisan masyarakat bebas menuliskan dan menyampaikan unek-uneknya ke hadapan publik, mulai dari petani hingga profesor sekali pun.

Disadari atau tidak, keberadaan kolom surat pembaca mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perubahan. Sebagaimana yang ditulis oleh Bambang Haryanto (2006), menurut Emanuel Rosen dalam bukunya The Anatomy of Buzz, mengutip hasil penelitian lembaga riset Roper Starch sejak tahun 1940-an, bahwa para penulis surat pembaca di AS tergolong sebagai the influential Americans, orang-orang Amerika yang berpengaruh (lihat di: http://episto.blogspot.com/).

Sebagai agen perubahan, tentu kita harus mampu menangkap sinyal positif keberadaan kolom suara pembaca. Di antaranya demi kemajuan bangsa, misalnya sebagai media publikasi, ataupun kritik sosial yang membangun. Sayangnya, hingga kini, masih belum banyak mahasiswa yang mau memanfaatkan kolom Surat Pembaca ini. Entah mengapa, apakah karena tidak ada rewardnya, atau merasa remeh jika ada yang bilang, “Ah cemen, bisanya cuma menulis di kolom surat pembaca!” Padahal, keberadaan kolom surat pembaca bisa menjadi media efektif untuk berkontribusi, memberi pencerahan kepada publik demi sebuah perubahan yang nyata.

Pepatah Malaysia mengatakan bahwa perilaku ayam lebih baik dibanding perilaku penyu. Pepatah negeri jiran itu berbunyi, "Jangan jadi penyu yang bertelur ribuan butir tetapi senyap-senyap, melainkan jadilah ayam, hanya bertelur sebutir tetapi riuhnya sekampung.” Pepatah tersebut mengindikasikan bahwa sekecil dan sesederhana apa pun ide kita, sudah seharusnya kita suarakan melalui media. Sebesar dan sebagus apa pun ide kita, selama tidak dituangkan dan disuarakan melalui media, ide tersebut hanyalah pepesan kosong belaka.

Sabtu, 10 November 2012 | | 0 komentar

Pergaulan Jahiliyah

Dewasa ini kita hidup di era jahiliyah
materialis yang dengan segala gerakan dan adat istiadatnya telah jauh dari
tatanan syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw. Nilai-nilai agama dan
keruhaniannya telah dicampakkan begitu saja. Akibatnya, kerusakan dan
kebobrokan moral dan etika melanda kebanyakan manusia akhir-akhir ini. Memang kita sadar bahwa zaman
jahiliyah modern ini berkembang
begitu pesat karena didukung dengan adanya
media dan perangkat penyebar informasi canggih yang setiap saat siap
menyebarkan ‘ kuman-kuman’ perusak akhlak yang mampu bergerak melebihi kecepatan
sinar dan menerobos masuk ke rumah-rumah bahkan menyelinap ke kamar-kamar tidur
melalui layar kaca (televisi). Hidup di abad dan era seperti ini -
dimana godaan nafsu dan syahwat mengepung kita dari segala penjuru dan
pergaulan bebas meliputi anak mudanya – sungguh tidak mudah. Diperlukan adanya
ketahanan diri dan kekuatan iman serta keyakinan bahwa diri kita pasti akan
dimintai pertanggung jawaban kelak oleh Allah Ta’ ala terhadap semua yang kita
lakukan. Kita sangat butuh dengan keberadaan para penyeru kebaikan, para da’ I dan ulama’ yang dengan fatwa serta pendidikannya akan mengarahkan dan
meluruskan jalan kehidupan kita. Kita harus selalu waspada, sebab akhir-akhir
ini banyak para penyeru kebathilan (Ulama Su’ / Ulama yang buruk) berdiri
dimana-mana untuk mencampakkan kita ke jurang kehinaan dan kesengsaraan. Kita
harus pandai memilih dan memilah, mana figur yang harus kita ikuti dan
teladani, tidak asal cinta dan fanatik. Maka daripada itu diperlukan aturan
dan undang-undang yang mampu menata kehidupan manusia dalam bergaul dan
bermasyarakat. Apa saja yang hendaknya kita jalankan untuk mendapatkan kawan
yang baik, yang mampu membawa kita ke jalan yang penuh hidayah. Sebab kalau
kita tidak mau berhati-hati dalam bergaul, maka kehinaan dan penyesalan di
ambang pintu. Berapa banyak orang binasa karena teman. Dan berapa banyak orang
hancur hidupnya juga karena pergaulan dengan kawan yang rusak. Kita sendiri telah menyaksikan
bagaimana kerusakan pergaulan modern pada zaman ini. Berapa banyak wanita harus
menutup-nutupi rasa malunya karena ‘ kecelakaan’ dengan laki-laki yang bejat.
Berapa banyak pula pemuda harus menghabiskan masa mudanya di terali besi karena
terjerembab dalam kriminalitas. Dan berapa banyak anak-anak bayi tidak berdosa
terlahirkan tidak mempunyai ayah dan tidak mengetahui siapa ayah mereka. Semua
karena kebejatan si wanita dan
laki-laki yang terjatuh dalam pergaulan bebas. Inilah yang diinginkan oleh syaitan,
musuh kita. Mereka selalu berusaha menjatuhkan kehormatan dan kemuliaan manusia
lewat kemaksiatan dan kemungkaran. Mereka senantiasa mencari kawannya kelak di
neraka. Alangkah rugi orang yang berjalan di belakang iblis dan anteknya.
Alangkah sengsara orang yang tunduk kepada mereka. Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad
RA dalam kitabnya ‘ An Nashoih Ad Diniyyah Wal Washoya Al Imaniyyah’ telah menyebutkan bagaimana etika kita bergaul dan berkawan. Agar perkawanan dan
pertalian cinta tersebut dapat mengantarnya pada kebahagiaan dunia akhirat,
beliau berkata : “Jangan sekali-kali kamu mencintai dan
bersahabat dengan selain orang-orang yang bertakwa kepada Allah, jangan pula
mengawani selain orang yang berilmu dan zuhud di dunia. Sebab seseorang akan dikumpulkan
bersama orang yang dicintainya
di dunia dan akhirat”. Dalam satu riwayat, Rasulullah SAW
bersabda (yang artinya): “Seseorang itu dinilai dengan siapa
dia berkawan. Dan seseorang itu tergantung pada agama kawannya, maka hendaknya
kalian melihat siapa yang hendak dijadikan kawan”. Dalam hadits yang lain beliau SAW
bersabda (yang artinya): “Kawan yang baik (sholeh) lebih baik
daripada menyendiri dan menyendiri lebih baik (selamat) daripada kawan yang
buruk (jahat)”

Kamis, 18 Oktober 2012 | | 0 komentar

Kejujuran dan Integritas

Makna Kejujuran

Jujurlah terhadap diri Anda sendiri, orang lain, serta Allah setiap saat. Menjadi jujur berarti memilih untuk tidak berbohong, mencuri, berbuat curang, atau menipu dalam segala cara. Sewaktu Anda jujur, Anda membangun kekuatan karakter yang akan memungkinkan Anda untuk melakukan pelayanan yang besar kepada Allah dan sesama. Anda akan diberkati dengan kedamaian pikiran serta harga diri. Anda akan dipercaya oleh Allah  dan akan menjadi layak untuk memasuki surga-Nya.
Ketidakjujuran menyakiti Anda serta menyakiti orang lain juga. Jika Anda berbohong, mencuri, mengutil, atau menipu, Anda merusak diri Anda dan juga hubungan Anda dengan orang lain. Menjadi jujur akan mempertinggi kesempatan masa depan Anda serta kemampuan Anda untuk dibimbing oleh Allah. Jujurlah di sekolah; pilihlah untuk tidak berbuat curang dalam cara apa pun. Jujurlah dalam pekerjaan Anda, dengan memberikan waktu kerja penuh untuk gaji Anda. Janganlah merasionalisasi bahwa ketidakjujuran dapat diterima, meskipun orang lain mungkin berpikir itu bukanlah masalah.

| | 0 komentar

Kekuatan Remaja

Kerja dan Kemandirian 
Janganlah engkau membuang waktumu, janganlah juga engkau mengubur talentamu.

Bekerja adalah terhormat. Mengembangkan kapasitas untuk bekerja akan membantu Anda berkontribusi terhadap dunia di mana Anda tinggal. Itu akan memberi Anda bertambahnya rasa harga diri. Itu akan memberkati Anda dan keluarga Anda, baik sekarang maupun di masa datang.
Belajar untuk bekerja dimulai di rumah. Bantulah keluarga Anda dengan secara sukarela berperan serta dalam pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara rumah. Belajarlah sejak dini untuk mengatur uang Anda secara bijaksana dan hiduplah sesuai dengan penghasilan Anda. Ikutilah ajaran-ajaran para nabi dengan membayar persepuluhan, menghindari utang, serta menabung untuk masa depan.
Tentukanlah gol yang tinggi bagi diri Anda sendiri, dan bersedia bekerja keras untuk menggapainya. Kembangkanlah disiplin diri, dan dapat diandalkan. Lakukan yang terbaik dalam pemanggilan Gereja Anda, pekerjaan sekolah, pekerjaan, serta pengejaran yang pantas lainnya. Para remaja putra hendaknya bersedia untuk melakukan apa yang perlu dipersiapkan untuk melayani misi penuh-waktu. Bapa Surgawi telah memberi Anda karunia dan bakat serta mengetahui apa yang mampu Anda raih. Carilah bantuan serta bimbingan-Nya ketika Anda bekerja untuk mencapai gol-gol Anda.
Tuhan telah memerintahkan kepada kita untuk tidak menjadi malas. Kemalasan dapat menuntun pada perilaku yang tidak pantas, kerusakan hubungan, serta dosa. Satu bentuk kemalasan adalah menghabiskan sejumlah waktu secara berlebihan dalam kegiatan yang menjauhkan Anda dari kerja produktif, seperti menggunakan Internet, bermain video games, serta menonton televisi.
Jangan membuang waktu dan uang Anda dalam perjudian. Perjudian adalah salah dan hendaknya tidak digunakan sebagai suatu bentuk hiburan. Itu mencandukan serta menuntun kepada hilangnya kesempatan, menghancurkan kehidupan, dan merusak keluarga. Adalah keliru untuk memercayai bahwa Anda dapat memperoleh sesuatu tanpa apa pun.

Senin, 15 Oktober 2012 | | 0 komentar

Perkembangan Rasa Beragama pada Remaja

Pendahuluan

Darimana rasa agama pada remaja muncul? Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada dasarnya telah diterima oleh seorang anak pada masa anak-anak. Apa yang telah diterima dan tumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan individu pada masa remaja melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya (Zakiyyah Darajat, 2003: 85-85). Latar belakang kehidupan keagamaan remaja dan ajaran agamanya berkenaan dengan hakekat dan nasib manusia, memainkan peranan penting dalam menentukan konsepnya tentang apa dan siapa dia, dan akan menjadi apa dia.
 Agama, seperti yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas suatu sistem tentang keyakinan-keyakinan, sikap-sikap dan praktek-praktek yang kita anut, pada umumnya berpusat sekitar pemujaan. Dari sudut pandangan individu yang beragama, agama adalah sesuatu yang menjadi urusan terakhir baginya. Artinya bagi kebanyakan orang, agama merupakan jawaban terhadap kehausannya akan kepastian, jaminan, dan keyakinan tempat mereka melekatkan dirinya dan untuk menopang harapan-harapannya. Dari sudut pandangan sosial, seseorang berusaha melalui agamanya untuk memasuki hubungan-hubungan bermakna dengan orang lain, mencapai komitmen yang ia pegang bersama dengan orang lain dalam ketaatan yang umum terhadapnya. Bagi kebanyakan orang, agama merupakan dasar terhadap falsafah hidupnya.
 Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuann dalam perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan kognitif terhadap perkembangan agama selama masa remaja ini.
Dalam suatu studi yang dilakukan Goldman (1962) tentang perkembangan pemahaman agama anak-anak dan remaja dengan latar belakang teori perkembangan kognitif Piaget, ditemukan bahwa perkembangan pemahaman agama remaja berada pada tahap 3, yaitu formal operational religious thought, di mana remaja memperlihatkann pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis. Peneliti lain juga menemukan perubahan perkembangan yang sama, pada anak-anak dan remaja. Oser & Gmunder, 1991 (dalam Santrock, 1998) misalnya menemukan bahwa remaja usia sekitar 17 atau 18 tahun makin meningkat ulasannya tentang kebebasan, pemahaman, dan pengharapan konsep-konsep abstrak ketika membuat pertimbangan tentang agama.
 James Fowler (1976) mengajukan pandangan lain dalam perkembangan konsep religius. Indiduating-reflexive faith adalah tahap yang dikemukakan Fawler, muncul pada masa remaja akhir yang merupakan masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan.
Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka. Sebelumnya mereka mengandalkan semuanya pada keyakinan orang tuanya. Salah satu area dari pengaruh agama terhadap perkembangan remaja adalah kegiatan seksual.
 Tahapan Perkembangan Rasa Beragama Remaja
 Zakiah Daradjat, Starbuch, William James, sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat di bagi dalam tiga tahapan yang secara kulitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda.
 Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
 1. Masa awal remaja (12-18 tahun) dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan sebagai berikut: Pertama; Sikap negative (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatannya. Mereka meragukan agama bukan karena ingin manjadi agnostik atau atheis, melainkan karena ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri. Kedua; Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain. Ketiga; Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic (diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.
2. Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini: Pertama; Sikap kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelanh dewasa. Kedua; Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya. Ketiga; Penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.
 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Rasa Beragama Remaja
Menurut W. Stabuck, pertumbuhan dan perkembangan agama dan tindak lanjut keagamaan remaja sangat berkaitan dengan:
 1. Pertumbuhan dan Pikiran Mental
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan (Zakiyah Darajat, 2003: 86). Menurut Peaget ”Perkembangan kognitif usia remaja bergerak dari cara berpikir yang konkrit menuju cara berpikir yang proporsional”. Berdasarkan pendapat ini, Ronald Goldman menerapkannya dalam bidang agama dengan membuat sebuha kecimpulan: “Pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan/transisi dari agama yang lahiriyah menuju agma yang batiniah”.
 Jadi, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungan dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju agama “iman” yang sifatnya sungguh-sungguh personal (Sururin. 2004:67).
 Agama berkaitan dengan hal-hal yang abstrak seperti tentang hari akhirat, syurga, neraka, dll. Pengertian tentang hal-hal yang abstrak itu baru dapat diterima apabila pertumbuhan kecerdasan individu telah memungkinkan untuk itu.
Kapan itu terjadi? Menurut Alfred Binet “Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada baru tampak pada usia 14 tahun”.
Pada masa remaja perkembangan mental dan pemikirannya berkembang kearah berpikir logis. Apa dampaknya terhadap pandangan dan kepercayaannya pada Tuhan? Dampaknya: “Remaja tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi dialam ini, sehingga segala apapun yang terjadi dialam, baik peristiwa alamiah maupun peristiwa sosial dilimpahkan tanggungjawabnya kepada Tuhan”. Misalnya:
 a. Ketika remaja melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan dalam masyarakat, maka mereka akan merasa kecewa terhadap Tuhan, padahal Tuhan Maha Kuasa.
b. Sebaliknya, ketika remaja melihat keindahan alam, keharmonisan dalam segala sesuatu, maka mereka akan menjadi yakin kepada Tuhan, bahwa Tuhan Maha Bijaksana.
Apa dampak dari perkembangan mental/kecerdasarn pada masa remaja terhadap agama?
a. Ide dan dasar keyakinan yang diterima remaja dari masa kanak-kanak sudah tidak begitu menarik lagi.
b. Remaja sudah mulai kritis terhadap ajaran agama, dengan cara dapat menolak saran-saran yang tidak dapat dimengertinya atau mengkritik pendapat-pendapat yang berlawanan dengan kesimpulan yang diambilnya.
c. Remaja menjadi bimbang beragama (efek kecerdasan).
d. Remaja menerima ide-ide atau pengertian-pengartian yang abstrak dari tanpa pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan.
Apakah dengan perkembangan mental/kecerdasan itu akan mengantarkan remaja kepada bimbang beragama? Belum tentu. Jika:
a. Bimbang beragama: jika anak/remaja mendapat pendidikan agama dengan cara yang memungkinkan mereka untuk berpikir bebas dan boleh mengkritik hal yang berkaitan dengan agama.
b. Tidak bimbang beragama: jika anak/remaja mendapat pendidikan agama dengan cara yang tidak memungkinkan mereka untuk berpikir bebas dan boleh mengkritik hal yang berkaitan dengan agama
 2. Perasaaan Beragama
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri remaja. Ketidakstabilan perasaan remaja kepada Tuhan/Agama.
 Misalnya: Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan apabila remaja dalam keadaan gelisah, ketika ada ancaman, takut akan kegelapan, ketika merasa berdosa.
 Jadi: gelombang kuatnya rasa agama bagi remaja adalah merupakan usaha-usaha remaja untuk menenangkan kegoncangan jiwa yang sewaktu-waktu muncul. Remaja akan melakukan kegiatan beragama pada saat ingin mengurangkan kesedihan, ketakutan, dan rasa penyesalan.
 Kesimpulan: Perasaan remaja pada agama adalah ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh dan menentang (Zakiyah Darajat, 2003:96-96 dan Sururin, 2002:70).
3. Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan, remaja cenderung dihadapkan pada konflik antara pertimbangan moral dan materil. Terhadap konflik ini remaja cenderung bingung untuk menentukan pilihan. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi cenderung pada pertimbangan lingkungan sosialnya.
 a. Jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih me-mentingkan kehidupan duniawi/materialitas, maka remaja akan menjadi cenderung jiwanya untuk menjadi materialistis dan jauh dari agama.
b. Sebaliknya, jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan yang religious/moralis, maka remaja akan cenderung jiwanya untuk menjadi religious/moralis (Jalaluddin, 2002:75).
4. Perkembangan Moral
Pertumbuhan dan perkembangan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan pembiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Perkembangannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada usia remaja (Zakiyah Darajat, 2003: 97).
Pada masa remaja perkembangan moral bertitik tolak dari rasa bersalah dan usaha untuk mencari proteksi. Pada masa remaja Tuhan lebih menonjol sebagai penolong moral. Pada masa remaja, dorongan seksual bangkit dalam bentuk yang lebih jelas. Kondisi ini merupakan bahaya yang mengancam nila-nilai/norma yang dipatuhi remaja selama ini. Dari sini timbul pada diri remaja perasaan tidak berdaya dalam menghadapi dorongan yang belum diketahui dalam hidupnya dulu. Untuk mengatasi dorongan-dorongan naluri itu disatu sisi dan disisi lain adanya keinginan untuk mengurangkan hubungannya dengan orangtuanya dalam menghadapi kenyataan hidup menyebabkan remaja berusaha mencari pertolongan Allah (Zakiyah Darajat, 2003:100).
Bagaimana tipe moral remaja berkaitan dengan jaran agama?
a. Self-Directive: taat pada agama berdasarkan pertimbangn pribadi.
b. Submissive: Remaja merasakan adanya keraguan terhadap ajaran agama/ moral. Menurut analisis yang dilakukan W.Starbuck, keraguan itu disebabkan oleh factor:
 1) Kepribadian
Tipe kepribadian dan jenis kelamin, bisa menyebabkan remaja melakukan salah tafsir terhadap ajaran agama.
a) Bagi individu yang memiliki kepribadian yang introvert, ketika mereka mendapatkan kegagalan dalam mendapatkan pertolongan Tuhan, maka akan menyebabkan mereka salah tafsir terhadap sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Tuhan. Misalnya: Ketika berdoa’a tidak terkabul, maka mereka akan menjadi ragu akan kebenaran sifat Tuhan yang Maha Pengasih dan Pnyayang Tuhan tersebut. Kondisi ini akan sangat membekas pada remaja yang introvert walau sebelumnya dia taat beragama.
b) Untuk jenis kelamin. Wanita yang cepat matang akan lebih menunjukkan keraguan pada ajaran agama dibandingkan pada laki-laki cepat matang.
2) Kesalahan Organisasi Keagamaan dan Pemuka Agama
Kesalahan ini dipicu oleh “dalam kenyataannya, terdapat banyak organisasi dan aliran-aliran keagamaan”. Dalam pandangan remaja hal itu mengesankan adanya pertentangan dalam ajaran agama. Selain itu remaja juga melihat kenyataan “Tidak tanduk keagamaan para pemuka agama yang tidak sepenuhnya menuruti tuntutan agama”. Kedua kondisi ini menyebabkan remaja menjadi ragu pada ajaran agamanya.
  3) Pernyataan Kebutuhan Agama
Pada dasarnya manusia memiliki sifat konservatif (senang dengan yang sudah ada), namun disisi lain, manusia juga memiliki dorongan curiosity (dorongan ingin tahu). Kedua sifat bawaan ini merupakan kenyataan dari kebutuhan manusia yag normal. Apa yang menyebabkan pernyataan kebutuhan manusia itu berkaitan dengan munculnya keraguan pada ajaran agama? Dengan dorongan Curiosity, maka remaja akan terdorong untuk mempelajari/mengkaji ajaran agamanya. Jika dalam pengkajian itu terdapat perbedaan-perbedaan atau terdapat ketidaksejalanan dengan apa yang telah dimilikinya (konservatif) maka akan menimbulkan keraguan.
4) Kebiasaan
Remaja yang sudah terbiasa dengan suatu tradisi keagamaan yang dianutnya akan ragu untuk menerima kebenaran ajaran lain yang baru diterimanya/dilihatnya.
5) Pendidikan
Kondisi ini terjadi pada remaja yang terpelajar. Remaja yang terpelajar akan lebih kritis terhadap ajaran agamanya. Terutama yang banyak mengandung ajaran yang bersifat dogmatis. Apalagi jika mereka memiliki kemampuan untuk menafsirkan ajaran agama yang dianutnya secara lebih rasional.
6) Percampuran Antara Agama dengan Mistik
Dalam kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat, kadang-kadang tanpa disadari ada tindak keagamaan yang mereka lakukan ditopangi oleh mistik dan praktek kebatinan. Penyatuan unsur ini menyebabkan remaja menjadi ragu untuk menentukan antara unsur agama dengan mistik. Penyebab keraguan remaja dalam bidang agama yang dikemukakan oleh Starbuck diatas, adalah penyebab keraguan yang bersifat umum bukan yang bersifat individual. Keraguan remaja pada agama bisa juga terjadi secara individual. Keraguan yang bersifat individual ini disebabkan oleh:
(1) Kepercayaan. Yaitu: Keraguan yang menyangkut masalah ke-Tuhan-an dan implikasinya. Keraguan seperti berpeluang pada remaja agama Kristen, yaitu: tentang ke-Tuhanan yang Trinitas.
(2) Tempat Suci. Yaitu: keraguan yang menyangkut masalah pemuliaan dan pengaguman tempat-tempat suci.
(3) Alat Perlengkapan Agama. Misalnya: Fungsi Rukuh pada remaja putri
(4) Fungsi dan Tugas dalam Lembaga Keagamaan. Misalnya: Fungsi pendeta sebagai penghapus dosa
(5) Pemuka agama
(6) Perbedaan aliran dalam keagamaan
 Apa dampak keraguan tersebut?
Keraguan yang dialami remaja dalam bidang agama dapat memicu konflik dalam diri remaja. Tingkat keyakinan dan ketaatan remaja pada agama sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menyelesaikan keraguan dan konflik batin yang terjadi dalam dirinya.  Dalam upaya mengatasi konflik batin, para remaja cenderung untuk bergabung dalam peer groups-nya dalam rangka berbagi rasa dan pengalaman. Kondisi inipun akan mempengaruhi keyakinan dan ketaatan remaja pada agama (Jalaluddin, 2002:78-81)
 c. Un adjusted: Remaja belum meyakini akan kebnaran ajaran agama/moral.
d. Deviant: remaja menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanam moral masyarakat (Jalaluddin, 2002:76).
 Fungsi Agama bagi Remaja
Bahkan, sebagaiman dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya.
Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya. Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada diawan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi.

*) Tulisan ini disadur dari beberapa sumber

Kamis, 11 Oktober 2012 | | 0 komentar

Generasi Yang Hilang


Sebagai kelompok subordinatif dari kelompok atau kalangan yang lebih superior, anak jalanan berada pada posisi yang memerlukan perhatian semua pihak, tak kercuali masyarakat umum. Sementara itu pada saat bersamaan, mereka seolah kaum yang termarginalkan hanya merusak jalanan.
Meningkatnya populasi anak terlantar jalanan daritahun ke tahun, mengisyaratkan bahwa perhatian terhadap mereka tidak kunjung nyata. Mereka seperti ditakdirkan untuk menderita dan menanggung kemasgulan demi kemasgulan dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan sunyi dari perhatian komponen masyarakat.

Pertanyaan mendasar yang dikemukan oleh WordPress.com.
Siapa Yang Bertanggungjawab Atas kehidupan Mereka ?
Konsep Dan Langkah Seperti Apakah Yang Tepat Bagi Mereka ?

Dan pernyataan lain dari para blogger mengatakan:
Kunci pertama untuk mengurangi jumlah anak jalanan adalah menumbuhkan iman & taqwa, rasa percaya diri, motivasi utk kerja keras dan anti-putus asa di tiap-tiap diri anak jalanan.

| | 0 komentar

Kedok Para penyerbu Emansipasi

Hal yg sungguh menyakitkan adl para musuh Islam tersebut berupaya mengaitkan seruan mereka dgn nilai-nilai Islam. Mereka berargumentasi bahwa pada zaman Rasulullah kaum hawa juga ikut keluar berjihad menyertai beliau.

Untuk membantah apa yg mereka katakan dan inginkan lewat argunentasi di atas hendaknya kita memandang beberapa hal berikut ini

Pertama pada zaman kegemilangan itu kepergian wanita ke medan perang bukan suatu faktor kekuatan penting. Di samping keikutsertaan mereka di dalam berperang adl atas nama pribadi tidak atas nama kelompok.

Kedua para wanita itu tidak ikut serta keluar ke medan jihad kecuali dgn izin Rasulullah dan atas desakan dari mereka sendiri.

Ketiga keperanan wanita di medan perang disesuaikan dgn kodrat kewanitaannya. Mereka tidak ikut latihan berkuda sebagaimana yg dilakukan kaum lelaki juga tidak bersenjatakan pedang atau perisai. Kecuali krn situasi yg sangat mendesak dan gawat seperti yg dilakukan oleh Nusaibah binti Ka’b yg membela Rasulullah dgn pedangnya pada perang Uhud juga sahabat wanita yg lain seperti Rumaisha’ yg dgn golok merobek perut tiap kaum musyrikin yg melewatinya.

Rabu, 10 Oktober 2012 | | 0 komentar

Minang Saisuak

IBRAHIM DATUAK SANGGUNO DIRAJO

mungkin sebuah nama yang tak asing lagi bagi para pencinta kebudayaan Minangkabau. Namnya menjadi tenar berkat karya-karya tulisnya di bidang adat dan budaya Minangkabau. Dua bukunya, Kitab Tjoerai Paparan ‘Adat Lembaga ‘Alam Minangkabau (Fort de Kock: Agam, 1919) dan Moestiko ‘Adat ’Alam Minangkabau (Weltevreden: Balai Poestaka, 1920 [seri no. 277]) telah dicetak berulang kali.


Bukunya yang lain: Hikajat Tjindoer Mata (Fort de Kock: Merapi, 1923), Kitab Peratoeran Hoekoem ‘Adat Minangkabau (Fort de Kock: Lie, 1924), Kitab Soal Djawab tantangan ‘Adat Minangkabau (Beladjar ‘Adat dengan Tidak Bergoeroe) (Fort de Kock: Lie, 1927) dan Papatah Minangkabau (Fort de Kock: Merapi, 1928). Beliau menerbitkan pula satu berkala yang berjudul Koempoelan ‘Adat Minangkabau (edisi 1, 27 Mei 1935).

| | 0 komentar

Biografi Tokoh Minang Kabau

Mohammad Hatta

H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia
yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.



Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatera Barat. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya ia telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang. Baru pada tahun 1919 ia pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang "Prins Hendrik School". Ia menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Universitas Erasmus). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.



Selasa, 09 Oktober 2012 | | 0 komentar

Makna Kehidupan



Apa yang anda dapatkan saat ini, mungkin adalah apa yang anda pernah impikan di masa lalu. Seseorang yang memiliki ambisi dalam hidupnya, lebih baik daripada tidak sama sekali. Roda berputar memang benar, kadang seseorang berada di puncak kejayaannya, mungkin juga suatu saat ia akan jatuh.

Tetapi hidup tidak semudah setelah anda terjatuh lalu bangkit dengan sendirinya. Bayi lahir pun harus merangkak dahulu sebelum ia bisa berlari. Apa yang kita tanam saat ini, itulah yang akan anda tuai nantinya.

Ketika kehidupan ini begitu sulit, apa yang harus kita lakukan ketika uang pun kita tak punya. Kisah ini berawal dari seorang ibu yang menahan sakitnya demi anak yang ia cintai. Anaknya berumur 16 Tahun dan masih harus melanjutkan sekolahnya. Sang anak berjanji, kelak setelah ia lulus dari sekolahnya, ia akan mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menggantikan sang ibu mencari nafkah. Ibunya yang hanya seorang buruh pabrik merasa bahagia mendengar ucapan sang anak dan mengamininya. Sang ibu merupakan orangtua tunggal yang telah berpisah dengan suaminya sejak sang anak berumur 4 Tahun. Ketika anak-anak yang lain memanggil-manggil ayahnya dan mengajak sang ayah bermain, malangnya anak ini, ia hanya menunggu sang ibu pulang bekerja setiap harinya. Sejak berumur 4 tahun, sang anak hanya dirawat oleh sang nenek yang sudah tua renta sampai ia berumur 10 tahun dan mulai terbiasa melakukan semua hal sendiri.

Tiba suatu saat penyakit sang ibu tak dapat lagi ditutupi dikarenakan pembengkakan pada payudaranya semakin membesar. Tapi masih dengan kasih sayang sang ibu, dia mengatakan “ tidak apa-apa, ini akan baik-baik saja, kau pergilah ke sekolahmu”. Namun, semakin lama dan semakin lama, penyakit ini sungguh membuatnya merasakan kesakitan yang luar biasa hingga akhirnya sang ibu pun memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Tak lama vonis dokter menyatakan bahwa ini adalah Tumor payudara dan harus segera di operasi.

Uang darimana ? Anak saya masih harus sekolah, biaya operasi begitu besar. Dan rumah yang saya sewa ini pun harus segera diperpanjang masa kontraknya, gumam sang ibu dalam hati.

Namun Tuhan tidak diam. Dia maha tahu. Dan apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

Sang ibu pun akhirnya mendapatkan biaya operasi gratis dengan bantuan dari pemerintah setempat. Sang anak yang semula akan memutuskan sekolahnya, mendapat keringanan biaya sekolah karena prestasinya. Dan rumah yang harus ia perpanjang kontraknya, lambat laun terlunasi dengan baik.

“Asalkan penyakitku ini bisa sembuh, aku masih bisa melihat putriku tumbuh menjadi orang yang sukses”

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita alami di masa mendatang dan apa yang akan Tuhan berikan kepada kita sebagai pertolongan kepada umatnya.

Jadi, apapun yang kita lakukan, selama itu adalah hal baik maka akan berbuah kebaikan pula nantinya.

| | 0 komentar

Remaja hari ini adalah pemimpin hari esok


Seperti yang diungkapkan dalam pepatah minang "kara katau madang di ulu baputiak babungo balun, marantau bujang daolu dikampuang baguno  balun" ungkapan itu secara tidak langsung memotivasi  remja untuk berkipra mencari sesuatu, yang suatu saat nanti mereka bisa untuk  memimpin dirinya serta kampung halaman bahkan bansa dan negara.

namun saat ini permasalah yang muncul bagi remaja adalah tidak di biarkan mereka itu mandiri atau sikap manja yang berlebihan yang di berikan orang tua,yang membuat mereka tidak bisa menentukan sikap dan slalu tergantung  pada orang lain.