“Sesungguhnya
di belakang kalian ada hari-hari dimana orang yang sabar ketika itu seperti
memegang bara api. Mereka yang mengamalkan sunnah pada hari itu akan
mendapatkan pahala lima puluh kali dari kalian yang mengamalkan amalan
tersebut. Para Shahabat bertanya: ‘Mendapatkan pahala lima puluh kali dari kita
atau mereka?’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab: ‘Bahkan lima
puluh kali pahala dari kalian’ “. (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dan Hakim) Islam
sudah dianggap asing, lebih tepatnya ajaran Islam yang asli sudah dianggap
asing dan dianggap tabu. Barang siapa yang tetap bertahan untuk mengamalkan
ajaran Islam yang asli seperti menggenggam bara api, saking panasnya
sampai-sampai ia tidak mengamalkan ajaran Islam seperti ingin membuang bara api
dari tangannya. Namun barangsiapa yang masih bertahan untuk berislam dengan
benar, dengan pemahaman yang benar maka pahalanya 50 kali lipat dibandingkan
para Shahabat Rasul kala itu.
Beramar ma’ruf nahi
munkarlah kalian sehingga kalian melihat kebakhilan sebagai perkara yang
ditaati, hawa nafsu sebagai perkara yang diikuti dan dunia sebagai perkara yang
diagungkan {setiap orang mengatakan dirinya di atas agama Islam dengan dasar
hawa nafsunya masing-masing. Dan Islam bertentangan dengan apa yang mereka
sandarkan padanya} tiap orang merasa takjub dengan akal pemikirannya
masing-masing maka peliharalah diri-diri kalian {tetaplah di atas diri-diri
kalian} dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu
adalah hari yang penuh dengan kesabaran {hari dimana seseorang yang sabar
menjalankan al haq dia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat}.
Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api. Seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya. Seseorang bertanya kepada Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam yang artinya: Ya Rasulullah pahala 50 orang dari mereka? Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam berkata: Pahala 50 orang dari kalian. (HR. Abu Daud: 4341)
Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api. Seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya. Seseorang bertanya kepada Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam yang artinya: Ya Rasulullah pahala 50 orang dari mereka? Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam berkata: Pahala 50 orang dari kalian. (HR. Abu Daud: 4341)
Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam bersabda yang artinya: Islam
datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana datangnya.
[Hadits Mutawatir, lihat: Tuba lil Ghuroba Al Ghurbatu wal Ghuroba]. Rasulullah
‘alaihisshalatu wasalam ketika ditanua oleh para Shahabat, “Wahai Rasulullah,
apakah (kita) termasuk mereka?” Beliau menjawab: “Justru mereka seperti
kalian.” ‘Umar bi al-Khattab menjelaskan takwil surat Ali Imran: 110
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mukar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Dengan menyatakan, “Siapa saja yang mengerjakan amal sebagaimana yang kalian kerjakan, maka dia pun sama kedudukannya seperti kalian..” (Lihat al-Qurthubi, juz IV, hal. 170)
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mukar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Dengan menyatakan, “Siapa saja yang mengerjakan amal sebagaimana yang kalian kerjakan, maka dia pun sama kedudukannya seperti kalian..” (Lihat al-Qurthubi, juz IV, hal. 170)
Imam al-auza’i
pernah ditanya, “Kapankah zaman tersebut?” Beliau menjawab, “Kalau bukan zaman
kita sekarang ini, saya tidak tahu, kapankah zaman tersebut?” [Lihat, Ibn
'Asakir, Tarikh Dimasqa, juz XXXVII, hal. 97].
Kalau pada zaman
al-Auza’i sudah demikian parah, padahal hukumnya syara’ masih diterapkan oleh
negara dan para penguasanya, lalu bagaimana dengan zaman kita ini? yang nampak
dengan jelas syari’ah Islam telah dicampakkan dari institusi negara!! [Hijrah
Ed.14]
Sumber ; Yusuf. A
0 komentar:
Posting Komentar