Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi
tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja
adalah:
“Masa peralihan diantara
masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang
dewasa yang telah matang”.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang
umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15
tahun = masa remajaawal, 15 – 18 tahun = masa
remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remajaakhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa
remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan
Santrock tersebut menggambarkan bahwa
masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut
terjadi proses pematangan baik itu pematangan
fisik, maupun psikologis.
Dari beberapa
definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa remaja dan masa remaja
adalah seorang yang berumur 12-22 tahun yang sedang megalami proses peralihan
dari masa anak-anak yang terus mengalami masa perkembang sampai dewasa.
Ada tiga aspek perkembangan yang
dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu:
1. Perkembangan Fisik. Perkembangan
fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
ketrampilan motorik (Papalia & Olds,2001).
2. Perkembangan kognitif Perkembangan
kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar,
berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan
bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur
otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
3. Perkembangan kepribadian dan social.
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan
dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan social berarti
perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001).
Masa ini juga dikatakan masa pancaroba karena pada masa itu
seseorang mencari jati diri, kebenaran, dan hal-hal baru yang belum pernah di
alami maupun di lewati baik secara fisik maupun mental.
Kematangan dan
perkembangan seorang remaja sering kali terpengaruhi oleh banyaknya masalah
yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Masalah-masalah tersebut
mulai dari keinginan untuk pacaran, sakit hati, kurang percaya diri, merasa
tidak puas dengan apa yang ada, ego yang tinggi, pergaulan bebas dan
sebagainya. Hal inilah yang paling mendominasi dan menjadi hot topic di
kalangan para remaja.
Kompleksitas
masalah tersebutlah yang harus selalu di waspadai dan harus diarahkan sejak
dini, karena jika permasalahan dan proses tersebut dapat dilalui dengan baik
maka kebaikanlah yang akan terbentuk, namun pembentukan tingkah laku yang over,
rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi tanpa arah justru akan menjadi
sesuatu yang sangat menghambat bahkan merusak masa depan seorang remaja baik
secara fisik maupun psikologis.
Dari uraian tersebut diatas terlihat
jelas bagaimana sosok remaja membutuhkan panduan dalam pembentukan fisik maupun
psikologinya. Karena jika dimasa ini seseorang tidak berhasil atau gagal dalam
pembentukan dirinya maka hanya penyesalan dan kerusakan yang terus akan di
rasakan seorang pemuda.
Berkaitan dengan hal ini penulis
yang juga masih dalam masa remaja merasakan bahwa pendidikan psikologi atau
ilmu-ilmu yang terdapat dan di bahas dalam kajian psikologi sangat amat
membantu remaja terutama penulis sendiri dalam membentuk perilaku dan
kepribadian baik secara fisik maupun mental. Hal ini sangat terbukti ketika
penulis pertama kali mengenal dan memahami teori-teori dalam psikologi, mulai
dari psikoanalisanya Freud sampai teori psikologi kognitif yang sangat
berkenaan dengan pembentukan perilaku dan sikap yang biasa dijadikan acuan bagi
penulis.
Pembahasan tentang perkembangan
remaja berkaitan dengan teori utama dari para tokoh-tokoh psikologi, yaitu
psikoanalisa, kognitif, belajar social dan tigkah laku, serta ekologi. Ketika
suatu teori nampaknya mampu menjelaskan perkembangan remaja dengan tepat.
Perkembangan remaja bersifat kompleks dan mempunyai banyak sisi. Walaupun tidak
ada satu teori pun yang menjelaskan semua aspek perkembangan remaja, setiap
teori telah memberikan sumbangan pada pemahaman tentang perkembanga remaja ini.
Secara keseluruhan, bermacam-macam teori membantu untuk dapat dijadikan
pegangan dalam pembentukan sikap dan perilaku remaja khususnya penulis:
1. Teori
Psikoanalisa
Ahli teori psikoanalitik menegaskan
bahwa pengalaman pada masa dini dengan orang tua akan sangat membentuk
perkembangan. Ciri-ciri tersebut dipelajari dalam teori psikoanalisa yang
utama, yaitu dari Sigmund Freud. Freud mengatakan bahwa kepribadian memiliki
tiga struktur, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur dari Freud
tentang kepribadian yang terdiri dari dari naluri, yang merupakan sumber energy
psikis seseorang. Ego adalah struktur kepribadian yang berfungsi meghadapi
tuntutan realitas yang dikemukakan Freud. Superego adalah struktur kepribadian
dari Freud yang merupakan cabang moral dari kepribadian.
Dari teori besar Freud yaitu id,
ego, dan superego, Freud percaya bahwa dipenuhi oleh ketegangan dan konflik.
Untuk mengurangi ketegangan ini, remaja menyimpan informasi dalam pikiran tidak
sadar mereka. Ia juga mengatakan bahwa tingkah laku yang sekecil apapun
mempunyai makna khusus bila kekuatan tidak sadar di balik tingkah laku tersebut
ditampilkan.
Cara ego mengatasi konflik antara
tuntutannya untuk realitas, keinginan id dan kekangan dari superego yaitu
dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defense mechanisme), artinya
istilah psikoanalisa ini untuk metode yang tidak disadari ego merusak realitas
dan karena itu melindungi dirinya dari rasa cemas. Menurut Freud tahap
permulaan dari perkembangan kepribadian, adalah sebgai berikut :
·
Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan yang terjadi pada usia 18
bulan pertama, dimana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut.
·
Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara
usia 1,5 dan 3 tahun, di mana kesenangan terbesar anak meliputi anus atau
fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus.
· Tahap falik (phallic stage) adalah
tahap perkembangan yang terjadi antara usia 3 sampai 6 tahun, kata phallus
artinya penis atau alat kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada
alat kelamin karena anak menemukan bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan
kesenangan.
· Tahap latensi (latency stage)
adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 6 tahun dan pubertas, anak
menekan semua minat seksual dan mengembangkan keterampilan inteletual dan
social.
· Tahap genital (genital stage)
adalah tahap perkembangan yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini adalah
masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual yang
adalah dari orang lain yang bukan keluarganya.
Erikson mengatakan bahwa manusia
berkembang dalam tahap psikososial, yang berbeda dari tahap psikoseksual
perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia, sedangkan Freud beragumen
bahwa kepribadian dasar manusia terbentuk selama 5 tahun pertama kehidupan.
Menurut Erikson semakin berhasil
individu mengatasi konflik, maka semakin sehat perkembangan individu tersebut.
Seperti pernyataannya, sebagai berikut :
·
Percaya versus tidak percaya (trush versus mistrush) adalah tahap
psikososial Erikson yang dialami dalam tahun pertaa kehidupan. Rasa percaya
tumbuh dari adanya perasaan akan kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan
serta kecemasan tentang masa depan.
·
Otonomi versus malu dan ragu-ragu (autonomy versus shame and doubt)
adalah tahap perkembangan yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia
1-3 tahun).
·
Inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) adalah tahap
perkembangan yang terjadi selama masa persekolahan.
· Industri versus perasaan rendah
diri (industry versus inferiority) adalah tahap perkembangan yang tejadi
kira-kira pada usia sekolah dasar.
· Identitas versus kekacauan
identitas (identity versus identity confusion) adalah tahap perkembangan yang
dialami individu selama masa remaja. Pada masa ini individu diharapkan pada
pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka menuju
dalam kehiupannya.
· Intimasi versus isolasi (intimacy
versus isolation) adalah tahap perkembangan yang dialami individu selama masa
dewasa awal. Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan untuk
membentuk hubungan intim dengan orang lain.
· Generativitas versus stagnasi
(generativity versus stagnation) adalah tahap perkembangan yang dialami
individu pada masa dewasa tengah.
· Integritas versus rasa putus asah
(intregity versus despair) adalah tahap perkembangan yang dialami individu pada
masa dewasa akhir.
2.
Teori Kognitif
Apabila teori psikoanalisa
menekankan pada pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari, maka teori-teori
kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif yang
penting adalah teori perkembangan kognitif dan Piaget dan teori pemrosesan
informasi.
Menurut teori Piaget, remaja secara
aktif mengkontruksikan dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak hanya
dicurahkan ke dalam pikiran mereka di lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa
remaja menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru,
karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman. Empat tahapan dari
Piaget adalah sebagai berikut :
· Tahap sensorimotorik (sensoriotor
stage), yang berlangsung dari lahir sampai kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini,
anak mengkonstruksikan mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman
sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik dan motorik.
· Tahap praoperasional
(preoperational stage) adalah yang berlangsung kira-kira usia 2-7 tahun. Pada
tahap ini, anak memulai mempersentasikan dunia dengan kata-kata, citra, dan
gambar-gambar.
· Tahap operasional konkrit
(concrete operational stage) adalah yang berlangsung dari kira-kira 7-11 tahun.
Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis, menggatikan
pemikiran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat
diaplikasikan pada contoh atau konkrit
· Tahap operasional formal (formal
operational stage) adalah yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Pada tahap
ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang actual dan konkrit, dan
mengubah cara berpikir tentag perkembangan berpikir anak dan remaja.
3. Teori
Tingkah Laku dan Belajar Sosial
Ahli teori ini juga akan menyatakan
bahwa alasan untuk rasa ketertarikan remaja terhadap satu sama lain tidak
disadari, remaja tidak menyadari bagaimana warisan biologis mereka dan
pengalaman hidup pada masa kecil telah berperan dalam mempengaruhi kepribadian
mereka di masa remaja.
Ahli teori belajar social mengatakan
bahwa bukalah robot yang tidak punya pikiran, yang berespon secara mekanis pada
orang lain dalam lingkungan kita. Psikolog Amerika Bandura dan Walter Mischel
adalah arsitek utama dari versi teori belajar social kontemporer yang disebut
teori belajar kognitif. Bandura percaya bahwa kita belajar dengan mengamati apa
yang dilakukan orang lain. Melalui belajar observasi (modeling atau imitasi),
kita secara kognitif mempeesentasikan tingkah laku orang lain dan kemudian
mungkin mengambil tingkah laku tersebut. Model belajar dan perkembangan yang
paling mutakhir mencakup tingkah laku, manusia dan kognisi, dan lingkungan.
Pendekatan belajar social menekankan pada pentingnya penelitian empiric dalam
mempelajari perkembangan. Penelitian ini memfokuskan pada proses-proses yang
menjelaskan perekembangan faktor social dan kognitif yang mempengaruhi menjadi
manusia seperti sekarang ini.
4. Teori Humanistik
Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada
dasarnya aktif,punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam
peneletian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian
dari jiwa (psyche) manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini
dinamakan pandangan holistic (whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga
harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya,
perkembangan pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut pandang
kemanusiaan nya itu sendiri. Karena itu psikologi harus masuk dalam topic-topik
yang selama ini hamper tidak pernah diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme
dan psikoanaalisis , seperti cinta , kreativitas , pertumbuhan ,aktualisasi
diri ,kemandirian , tanggung jawab , dan sebagainya. Pandangan seperti ini
disebut pandangan humanistic
(human= manusia).
Abraham Maslow (1908-1970)
berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar
yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
- Kebutuhan
fisik/biologis
- Kebutuhan
akan rasa aman
- Kebutuhan
akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
- Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
- Kebutuhan
aktualisasi / perwujudan diri
- Kebutuhan
estetik
1 komentar:
Terima kasih postingan, saya ijin copas untuk di baca dulu, nanti saya komen lagi..buat jadiin reffrensi
Posting Komentar