Kamis, 18 Oktober 2012 | Diposting oleh Unknown di 23.50 | 0 komentar
Kejujuran dan Integritas
| Diposting oleh Unknown di 23.32 | 0 komentar
Kekuatan Remaja
Senin, 15 Oktober 2012 | Diposting oleh Unknown di 08.59 | 0 komentar
Perkembangan Rasa Beragama pada Remaja
Pendahuluan
Kamis, 11 Oktober 2012 | Diposting oleh Unknown di 09.49 | 0 komentar
Generasi Yang Hilang
Sebagai kelompok subordinatif dari kelompok atau kalangan yang lebih superior, anak jalanan berada pada posisi yang memerlukan perhatian semua pihak, tak kercuali masyarakat umum. Sementara itu pada saat bersamaan, mereka seolah kaum yang termarginalkan hanya merusak jalanan.
Meningkatnya populasi anak terlantar jalanan daritahun ke tahun, mengisyaratkan bahwa perhatian terhadap mereka tidak kunjung nyata. Mereka seperti ditakdirkan untuk menderita dan menanggung kemasgulan demi kemasgulan dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan sunyi dari perhatian komponen masyarakat.
Pertanyaan mendasar yang dikemukan oleh WordPress.com.
Siapa Yang Bertanggungjawab Atas kehidupan Mereka ?
Konsep Dan Langkah Seperti Apakah Yang Tepat Bagi Mereka ?
Dan pernyataan lain dari para blogger mengatakan:
Kunci pertama untuk mengurangi jumlah anak jalanan adalah menumbuhkan iman & taqwa, rasa percaya diri, motivasi utk kerja keras dan anti-putus asa di tiap-tiap diri anak jalanan.
| Diposting oleh Unknown di 07.48 | 0 komentar
Kedok Para penyerbu Emansipasi
Hal
yg sungguh menyakitkan adl para musuh Islam tersebut berupaya
mengaitkan seruan mereka dgn nilai-nilai Islam. Mereka berargumentasi
bahwa pada zaman Rasulullah kaum hawa juga ikut keluar berjihad
menyertai beliau.
Untuk membantah apa yg mereka katakan dan inginkan lewat argunentasi di atas hendaknya kita memandang beberapa hal berikut ini
Pertama pada zaman kegemilangan itu kepergian wanita ke medan perang
bukan suatu faktor kekuatan penting. Di samping keikutsertaan mereka di
dalam berperang adl atas nama pribadi tidak atas nama kelompok.
Kedua para wanita itu tidak ikut serta keluar ke medan jihad kecuali dgn izin Rasulullah dan atas desakan dari mereka sendiri.
Ketiga keperanan wanita di medan perang disesuaikan dgn kodrat
kewanitaannya. Mereka tidak ikut latihan berkuda sebagaimana yg
dilakukan kaum lelaki juga tidak bersenjatakan pedang atau perisai.
Kecuali krn situasi yg sangat mendesak dan gawat seperti yg dilakukan
oleh Nusaibah binti Ka’b yg membela Rasulullah dgn pedangnya pada perang
Uhud juga sahabat wanita yg lain seperti Rumaisha’ yg dgn golok merobek
perut tiap kaum musyrikin yg melewatinya.
Pertama pada zaman kegemilangan itu kepergian wanita ke medan perang bukan suatu faktor kekuatan penting. Di samping keikutsertaan mereka di dalam berperang adl atas nama pribadi tidak atas nama kelompok.
Kedua para wanita itu tidak ikut serta keluar ke medan jihad kecuali dgn izin Rasulullah dan atas desakan dari mereka sendiri.
Ketiga keperanan wanita di medan perang disesuaikan dgn kodrat kewanitaannya. Mereka tidak ikut latihan berkuda sebagaimana yg dilakukan kaum lelaki juga tidak bersenjatakan pedang atau perisai. Kecuali krn situasi yg sangat mendesak dan gawat seperti yg dilakukan oleh Nusaibah binti Ka’b yg membela Rasulullah dgn pedangnya pada perang Uhud juga sahabat wanita yg lain seperti Rumaisha’ yg dgn golok merobek perut tiap kaum musyrikin yg melewatinya.
Rabu, 10 Oktober 2012 | Diposting oleh Unknown di 02.37 | 0 komentar
Minang Saisuak
IBRAHIM DATUAK SANGGUNO DIRAJO
mungkin
sebuah nama yang tak asing lagi bagi para pencinta kebudayaan
Minangkabau. Namnya menjadi tenar berkat karya-karya tulisnya di bidang
adat dan budaya Minangkabau. Dua bukunya, Kitab Tjoerai Paparan ‘Adat Lembaga ‘Alam Minangkabau (Fort de Kock: Agam, 1919) dan Moestiko ‘Adat ’Alam Minangkabau (Weltevreden: Balai Poestaka, 1920 [seri no. 277]) telah dicetak berulang kali.
Bukunya yang lain: Hikajat Tjindoer Mata (Fort de Kock: Merapi, 1923), Kitab Peratoeran Hoekoem ‘Adat Minangkabau (Fort de Kock: Lie, 1924), Kitab Soal Djawab tantangan ‘Adat Minangkabau (Beladjar ‘Adat dengan Tidak Bergoeroe) (Fort de Kock: Lie, 1927) dan Papatah Minangkabau (Fort de Kock: Merapi, 1928). Beliau menerbitkan pula satu berkala yang berjudul Koempoelan ‘Adat Minangkabau (edisi 1, 27 Mei 1935).
| Diposting oleh Unknown di 01.37 | 0 komentar
Biografi Tokoh Minang Kabau
Mohammad Hatta
H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia
yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatera Barat. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya ia telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang. Baru pada tahun 1919 ia pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang "Prins Hendrik School". Ia menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Universitas Erasmus). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.
Selasa, 09 Oktober 2012 | Diposting oleh Unknown di 21.39 | 0 komentar
Makna Kehidupan
Apa yang anda dapatkan saat
ini, mungkin adalah apa yang anda pernah impikan di masa lalu. Seseorang
yang memiliki ambisi dalam hidupnya, lebih baik daripada tidak sama
sekali. Roda berputar memang benar, kadang seseorang berada di puncak
kejayaannya, mungkin juga suatu saat ia akan jatuh.
Tetapi
hidup tidak semudah setelah anda terjatuh lalu bangkit dengan
sendirinya. Bayi lahir pun harus merangkak dahulu sebelum ia bisa
berlari. Apa yang kita tanam saat ini, itulah yang akan anda tuai
nantinya.
Ketika kehidupan ini begitu sulit, apa yang harus
kita lakukan ketika uang pun kita tak punya. Kisah ini berawal dari
seorang ibu yang menahan sakitnya demi anak yang ia cintai. Anaknya
berumur 16 Tahun dan masih harus melanjutkan sekolahnya. Sang anak
berjanji, kelak setelah ia lulus dari sekolahnya, ia akan mendapatkan
pekerjaan yang layak untuk menggantikan sang ibu mencari nafkah. Ibunya
yang hanya seorang buruh pabrik merasa bahagia mendengar ucapan sang
anak dan mengamininya. Sang ibu merupakan orangtua tunggal yang telah
berpisah dengan suaminya sejak sang anak berumur 4 Tahun. Ketika
anak-anak yang lain memanggil-manggil ayahnya dan mengajak sang ayah
bermain, malangnya anak ini, ia hanya menunggu sang ibu pulang bekerja
setiap harinya. Sejak berumur 4 tahun, sang anak hanya dirawat oleh sang
nenek yang sudah tua renta sampai ia berumur 10 tahun dan mulai
terbiasa melakukan semua hal sendiri.
Tiba suatu saat penyakit
sang ibu tak dapat lagi ditutupi dikarenakan pembengkakan pada
payudaranya semakin membesar. Tapi masih dengan kasih sayang sang ibu,
dia mengatakan “ tidak apa-apa, ini akan baik-baik saja, kau pergilah ke
sekolahmu”. Namun, semakin lama dan semakin lama, penyakit ini sungguh
membuatnya merasakan kesakitan yang luar biasa hingga akhirnya sang ibu
pun memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Tak
lama vonis dokter menyatakan bahwa ini adalah Tumor payudara dan harus
segera di operasi.
Uang darimana ? Anak saya masih harus
sekolah, biaya operasi begitu besar. Dan rumah yang saya sewa ini pun
harus segera diperpanjang masa kontraknya, gumam sang ibu dalam hati.
Namun Tuhan tidak diam. Dia maha tahu. Dan apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Sang ibu pun akhirnya mendapatkan biaya operasi gratis dengan bantuan
dari pemerintah setempat. Sang anak yang semula akan memutuskan
sekolahnya, mendapat keringanan biaya sekolah karena prestasinya. Dan
rumah yang harus ia perpanjang kontraknya, lambat laun terlunasi dengan
baik.
“Asalkan penyakitku ini bisa sembuh, aku masih bisa melihat putriku tumbuh menjadi orang yang sukses”
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita alami di masa mendatang
dan apa yang akan Tuhan berikan kepada kita sebagai pertolongan kepada
umatnya.
Jadi, apapun yang kita lakukan, selama itu adalah hal baik maka akan berbuah kebaikan pula nantinya.
| Diposting oleh Unknown di 07.34 | 0 komentar
Remaja hari ini adalah pemimpin hari esok
namun saat ini permasalah yang muncul bagi remaja adalah tidak di biarkan mereka itu mandiri atau sikap manja yang berlebihan yang di berikan orang tua,yang membuat mereka tidak bisa menentukan sikap dan slalu tergantung pada orang lain.